JAKARTA - SAE oli menjadi aspek penting yang perlu dipahami oleh setiap pemilik kendaraan. Pemilihan oli yang tepat berperan besar dalam menjaga performa mesin agar tetap optimal.
Jika sampai salah memilih, dampaknya bisa merugikan karena dapat mempercepat keausan komponen mesin.
Oleh karena itu, memahami jenis oli yang sesuai sangat diperlukan. Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan SAE oli dalam konteks kendaraan?
Apa Itu SAE Oli?
SAE oli merupakan standar internasional yang ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers (SAE), sebuah lembaga yang mengatur klasifikasi kekentalan oli untuk mesin kendaraan.
Standarisasi ini tidak hanya menentukan tingkat viskositas oli, tetapi juga memastikan stabilitas kekentalannya terhadap perubahan suhu di lingkungan tertentu.
Dengan kata lain, kode SAE pada oli menunjukkan tingkat kekentalan yang telah diakui secara global dan dapat ditemukan pada setiap kemasan oli kendaraan. Selain itu, ada juga standar lain seperti API dan JASO.
Lalu, apa perbedaannya dan bagaimana pengaruhnya terhadap performa kendaraan? Simak penjelasannya berikut ini.
Cara Membaca Kode SAE pada Kemasan Oli
Bagaimana cara memahami kode SAE dengan benar? Kode ini umumnya terdiri dari angka dan huruf W, yang merupakan singkatan dari "winter."
Angka yang terletak sebelum huruf W menunjukkan karakteristik oli saat suhu rendah, sedangkan angka setelahnya mencerminkan bagaimana oli berperforma saat suhu tinggi.
Dengan kata lain, huruf W menjadi acuan utama dalam membaca kode SAE pada oli. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, oli kendaraan diformulasikan berdasarkan faktor lingkungan, jenis, serta tipe kendaraan.
Oleh sebab itu, kode SAE pada oli memiliki berbagai variasi tingkat kekentalan, terutama untuk oli yang digunakan di wilayah dengan suhu ekstrem.
Setelah memahami arti kode SAE pada oli, langkah selanjutnya adalah mengetahui bagaimana memilih dan menggunakan oli yang sesuai dengan kondisi serta kebutuhan kendaraan, berdasarkan tingkat kekentalannya.
Macam-macam Kode SAE pada Oli
Setelah memahami cara membaca kode SAE, kini saatnya mengenali berbagai kode SAE pada oli yang biasa tertera pada kemasan.
Di pasaran, kamu bisa menemukan beberapa varian seperti SAE 10W-30, SAE 10W-40, SAE 20W-40, SAE 20W-50, dan masih banyak lagi.
Angka pertama dalam kode tersebut menunjukkan tingkat kekentalan oli saat suhu rendah, sedangkan angka setelah huruf ‘W’ menunjukkan viskositas oli ketika mesin beroperasi pada suhu tinggi.
Semakin besar angka yang tertera, semakin kental oli tersebut. Sebaliknya, semakin kecil angkanya, semakin encer oli saat berada dalam kondisi dingin.
Sebagai contoh, oli dengan kode 5W-30 memiliki kemampuan mengalir yang lebih baik pada suhu rendah dibandingkan dengan oli 10W-30. Biasanya, di daerah dengan suhu dingin, oli yang sering digunakan memiliki kode seperti SAE 5W-35.
Oli dengan tingkat viskositas rendah juga lebih cocok untuk mobil modern atau kendaraan yang masih berusia muda, karena mesin mobil baru memiliki celah yang lebih sempit dan membutuhkan oli yang lebih encer agar dapat bersirkulasi dengan optimal.
Sementara itu, di negara dengan iklim tropis atau cenderung hangat, oli yang umum digunakan memiliki tingkat viskositas SAE 10W-30 hingga SAE 15W-50. Di Indonesia sendiri, oli dengan kode SAE 10W-30 atau 15W-50 sering menjadi pilihan utama.
Sebaliknya, mobil keluaran lama sebaiknya tidak menggunakan oli dengan viskositas rendah seperti SAE 5W-40 atau SAE 0W-20.
Oli yang terlalu encer berisiko mengalami penguapan lebih cepat, sehingga volume oli dalam mesin akan lebih mudah berkurang. Selain itu, oli encer tidak dapat bekerja secara optimal untuk melumasi celah mesin mobil lama yang umumnya lebih renggang.
Masih bingung dengan cara membaca kode SAE pada oli? Berikut ini adalah beberapa contoh penjelasannya.
1. SAE 10W-30
Kode ini menunjukkan bahwa oli dapat menyesuaikan kekentalannya dengan perubahan suhu, baik dalam kondisi dingin maupun panas. Saat suhu mencapai -30ºC, oli tetap mampu mengalir dengan baik tanpa mengental berlebihan.
Sedangkan pada suhu tinggi, tingkat viskositasnya berada dalam rentang 9,3 cSt hingga 12,5 cSt, sehingga tetap stabil saat mesin beroperasi pada suhu optimal.
2. SAE 15W-40
Kode ini menandakan bahwa oli memiliki viskositas SAE 15W ketika dalam kondisi dingin dan berubah menjadi SAE 40 saat suhu meningkat.
Dengan karakteristik ini, oli tetap dapat mengalir dengan baik pada suhu -25ºC serta tetap menjaga kestabilan kekentalannya hingga suhu 100ºC.
Saat mencapai suhu tinggi, viskositas oli berada di kisaran 12,5 cSt hingga 16,3 cSt, yang membuatnya tetap mampu melumasi mesin secara optimal.
3. SAE 20W-50
Jenis oli ini juga memiliki kemampuan menyesuaikan kekentalan sesuai dengan perubahan suhu. Pada kondisi dingin, oli memiliki viskositas SAE 20W, sementara pada suhu panas, viskositasnya meningkat menjadi SAE 50.
Dengan spesifikasi ini, oli tetap dapat mengalir tanpa membeku pada suhu -20ºC dan tetap menjaga stabilitas kekentalannya saat suhu mesin mencapai 100ºC.
Kode Oli API
API, atau American Petroleum Institute, adalah standar yang digunakan untuk menentukan kualitas oli kendaraan. Pada kemasan oli, kode API biasanya ditampilkan dengan dua huruf di belakangnya, seperti "API SN" atau "API CH."
Huruf pertama dalam kode API menunjukkan jenis kendaraan yang sesuai dengan oli tersebut. Untuk kendaraan berbahan bakar bensin atau gasoline, digunakan kode huruf S, sementara untuk mesin diesel digunakan huruf C.
Huruf kedua dalam kode API menunjukkan tingkat kualitas oli berdasarkan versi terbaru.
Sebagai contoh, jika dibandingkan antara API SG dan API SN, maka API SN merupakan varian yang lebih baru dan umumnya memiliki kualitas yang lebih baik daripada API SG.
Biasanya, mobil keluaran terbaru menggunakan oli dengan kode API yang alfabet keduanya mendekati huruf Z, karena memiliki formulasi yang lebih mutakhir.
Namun, mobil lama sebaiknya tidak menggunakan oli dengan standar terbaru, karena desain mesinnya tidak dirancang untuk bekerja dengan viskositas yang sama seperti oli yang digunakan pada mobil modern.
Kode Oli JASO
JASO, atau Japanese Automotive Standard Association, adalah lembaga asal Jepang yang bertugas menetapkan standar kualitas oli. Perlu diketahui bahwa oli dengan standar JASO diperuntukkan khusus untuk sepeda motor, bukan mobil.
Jadi, jika menemukan kode JASO pada kemasan oli, pastikan oli tersebut hanya digunakan untuk motor.
Kode JASO biasanya diikuti dengan huruf MA atau MB, yang menunjukkan peruntukan oli berdasarkan jenis kopling motor. JASO MA dirancang untuk motor dengan kopling basah, seperti motor bebek atau motor sport.
Oli jenis ini memiliki fungsi utama untuk meningkatkan gesekan pada kopling agar tidak selip saat motor dikendarai.
Sementara itu, JASO MB lebih cocok digunakan untuk motor dengan kopling kering, seperti motor matic. Oli JASO MB memiliki daya gesek yang lebih rendah dibandingkan JASO MA, sehingga lebih sesuai untuk sistem transmisi otomatis pada motor skutik.
Dalam menentukan SAE pada oli yang tepat, sebaiknya berkonsultasi dengan montir atau mekanik yang berpengalaman. Hal ini penting karena pemilihan oli harus disesuaikan dengan spesifikasi mesin kendaraan.
Jangan sampai membeli oli dengan harga mahal, tetapi ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan mesin. Menggunakan oli yang tepat akan membantu menjaga performa kendaraan dan memperpanjang usia mesin.
Tips Memilih Oli Mobil
Selain memahami kode SAE, API, dan JASO, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk memilih oli yang sesuai dengan kendaraanmu.
1. Membaca Buku Manual Kendaraan
Salah satu cara paling sederhana dalam menentukan oli yang tepat adalah dengan merujuk pada buku manual kendaraan. Di dalamnya biasanya sudah tertera spesifikasi mesin serta jenis oli yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Dengan begitu, saat membeli oli, kamu tidak hanya mempertimbangkan mereknya, tetapi juga memastikan kesesuaiannya dengan mesin kendaraan.
2. Memeriksa Tingkat Kekentalan Oli
Meski memiliki fungsi yang sama, oli tidak akan bekerja optimal jika viskositasnya tidak sesuai dengan karakter mesin kendaraan. Perbedaan paling mencolok dalam oli adalah tingkat kekentalannya, yang ditunjukkan melalui kode SAE.
Selain itu, kode API dan JASO juga perlu diperhatikan, karena masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda sesuai dengan jenis kendaraan.
3. Mengetahui Bahan Pembuat Oli
Oli kendaraan umumnya terbagi menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu oli sintetis dan oli mineral. Oli sintetis dibuat dari campuran bahan kimia dengan kandungan aditif khusus, sedangkan oli mineral berasal dari ekstraksi minyak bumi.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada peruntukannya.
Untuk kendaraan baru, oli sintetis lebih disarankan karena mampu memberikan perlindungan optimal terhadap komponen mesin dan meningkatkan performa kendaraan.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan kode SAE pada oli?
Kode SAE merupakan standar internasional yang digunakan untuk menentukan tingkat kekentalan oli. Setiap kemasan oli kendaraan biasanya mencantumkan kode SAE untuk membantu pengguna memilih oli yang sesuai dengan spesifikasi mesin.
2. Bagaimana cara memahami kode SAE pada oli?
Kode SAE terdiri dari angka dan huruf W, yang merupakan singkatan dari winter. Angka sebelum huruf W menunjukkan karakteristik oli saat suhu dingin, sedangkan angka setelah huruf W menggambarkan kekentalan oli ketika mesin berada pada suhu tinggi.
Sebagai penutup, memilih SAE oli yang tepat akan membantu menjaga performa mesin tetap optimal dan tahan lama.