Garuda Indonesia Perkuat Fondasi Operasional, Targetkan 100 Armada pada 2025

Kamis, 27 Maret 2025 | 17:45:17 WIB
Garuda Indonesia Perkuat Fondasi Operasional, Targetkan 100 Armada pada 2025

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat strategi akselerasi kinerja dengan mengoptimalkan alat produksi guna merespons pemulihan industri penerbangan. Langkah ini sejalan dengan proyeksi peningkatan jumlah penumpang transportasi udara dalam beberapa tahun ke depan.

Pertumbuhan Jumlah Penumpang dan Frekuensi Penerbangan

Sepanjang tahun 2024, Garuda Indonesia Group berhasil mengangkut total 23,67 juta penumpang, meningkat 18,54% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatatkan 19,97 juta penumpang. Dari jumlah tersebut, Garuda Indonesia (main brand) melayani 11,39 juta penumpang, sedangkan Citilink mengangkut 12,28 juta penumpang.

Peningkatan ini juga tercermin dalam frekuensi penerbangan yang mengalami kenaikan 12,21%, dari 145.500 penerbangan pada tahun 2023 menjadi 163.271 penerbangan di tahun 2024. Hal ini menegaskan optimisme perusahaan dalam memanfaatkan momentum pemulihan industri penerbangan pasca-pandemi.

Ekspansi Armada dan Optimalisasi Kinerja Operasional

Garuda Indonesia menargetkan pertumbuhan alat produksi dengan memiliki hingga 100 armada pada akhir tahun 2025. Upaya ini dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan prinsip Good Corporate Governance (GCG), permintaan pasar, kondisi rantai pasok, serta kinerja keuangan perusahaan.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menyatakan, "Kinerja Garuda Indonesia sepanjang 2024 merefleksikan dinamika industri transportasi udara global yang masih menantang. Isu rantai pasokan, fluktuasi nilai tukar, faktor geopolitik, serta persaingan ketat menjadi tantangan yang harus dihadapi maskapai penerbangan di seluruh dunia untuk mempertahankan kinerja keuangan yang positif."

Dari akhir tahun 2024 hingga kuartal pertama 2025, Garuda Indonesia telah menambah dua pesawat narrow body Boeing 737-800NG dengan kode registrasi PK-GUF dan PK-GUG. Selanjutnya, pada kuartal kedua 2025, perusahaan berencana mengoperasikan dua unit tambahan dari tipe yang sama, yaitu PK-GUH (MSN-44218) dan PK-GUI (MSN-44217), yang saat ini sedang menjalani perawatan sebelum resmi beroperasi di rute domestik dan internasional.

Kinerja Keuangan dan Pendapatan Perusahaan

Pada tahun 2024, pendapatan usaha Garuda Indonesia secara konsolidasi meningkat sebesar 16,34%, dari US$2,94 miliar menjadi US$3,42 miliar. Pertumbuhan ini merata di seluruh lini bisnis perusahaan, termasuk:

-Pendapatan penerbangan berjadwal naik 15,32% menjadi US$2,74 miliar.

-Pendapatan dari angkutan penumpang meningkat menjadi US$2,57 miliar (+13,95%).

-Pendapatan angkutan kargo dan dokumen tumbuh 3,07% dengan nilai US$164,70 juta.

-Penerbangan tidak berjadwal mencatatkan kenaikan 15,87% dengan total pendapatan US$333,75 juta.

-Layanan angkutan charter mengalami lonjakan 101,06% menjadi US$106,27 juta.

Di sisi lain, pendapatan dari lini bisnis lainnya tumbuh 25,79%, mencapai US$340,37 juta. Anak usaha Garuda Indonesia, seperti GMF AeroAsia dan Aerowisata, turut berkontribusi pada kenaikan ini dengan pendapatan pemeliharaan dan perbaikan pesawat mencapai US$102,71 juta (+18,54% YoY) dan pendapatan biro perjalanan sebesar US$40,96 juta (+37,12%).

Tantangan Keuangan: Kerugian dan Beban Operasional

Meskipun kinerja operasional mengalami peningkatan yang signifikan, Garuda Indonesia masih mencatatkan kerugian bersih sebesar US$69,78 juta pada tahun 2024. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya beban usaha sebesar 18,32%, terutama karena biaya pemeliharaan dan perbaikan pesawat yang tinggi akibat perawatan besar (overhaul) beberapa armada.

Selain itu, pendapatan lain-lain mengalami penurunan drastis hingga 77,39% akibat tidak adanya transaksi luar biasa seperti gain from bonds retirement dan pendapatan restrukturisasi anak perusahaan yang terjadi pada tahun 2023. Penurunan juga terjadi dalam pencatatan pembalikan impairment asset yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja Sektor Kargo dan Proyeksi 2025

Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penumpang, bisnis angkutan kargo Garuda Indonesia juga menunjukkan peningkatan signifikan. Pada tahun 2024, angkutan kargo meningkat 34,27% dari 170,93 ribu ton menjadi 229,51 ribu ton.

-Untuk layanan kargo Garuda Indonesia:

-Volume kargo meningkat 35,65% menjadi 143,12 ribu ton.

-Kargo domestik naik 26,31% menjadi 81,35 ribu ton.

-Kargo internasional melonjak 50,30% menjadi 61,77 ribu ton.

-Sementara itu, Citilink mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 32,03%, dari 65,43 ribu ton menjadi 86,39 ribu ton.

-Wamildan menegaskan, “Dengan fokus optimalisasi pertumbuhan alat produksi secara berkelanjutan yang didukung penuh oleh Pemerintah RI, serta diselaraskan dengan potensi pertumbuhan trafik penumpang pesawat secara global yang diproyeksikan mencapai 9,9 miliar penumpang, kami optimis kinerja Garuda Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan di tahun 2025.”

Dengan strategi pertumbuhan armada yang agresif, peningkatan frekuensi penerbangan, serta optimalisasi pendapatan dari berbagai lini bisnis, Garuda Indonesia menatap optimis tahun 2025. Meskipun tantangan operasional dan finansial masih ada, langkah-langkah strategis yang diterapkan diharapkan dapat memperkuat posisi maskapai nasional ini dalam industri penerbangan global.

Terkini